Sejujurnya saya tak berani berharap banyak ketika mengajak anak-anak ini untuk menulis. Tapi saya kaget dengan hasilnya, anak-anak yang yang sebelumnya hampir menghilangkan harapan saya ternyata mampu menampilkan catatan-catatan yang luar biasa. Delapan orang anak yang berpartipasi dalam penulisan antologi ini menguraikan kejujuran-kejujuran yang beberapa diantaranya, memaksa saya untuk mengelus dada atau bahkan menitiskan air mata.
Siapa pun di antara kalian yang membaca buku ini, ini adalah catatan yang mempesona. Dalam kesederhanaan kata-kata, dalam narasi yang apa adanya, anak-anak kami melukiskan keindahan pikiran mereka sendiri. Kejujuran tentang keadaan dan perasaan mereka, keresahan dan kekhawatiran mereka akan masa depan, luapan rasa cinta dan kerinduan mereka untuk Ayah Bunda, hormat dan harap mereka pada keridhoan Kyai dan Guru, atau keengganan mereka untuk berpisah dari teman-teman, semuanya lengkap tertuang dalam buku ini.
Meskipun demikian, ini hanyalah catatan kecil mereka sebelum mengembara menuju samudra cita-cita. Sebelum mencapai bintang yang berbinar terang, catatan ini hanyalah sebuah refleksi dari kekuatan akar mereka.