Fitrah dan Reza adalah dua hati yang tak terpisahkan. Keduanya berkomitmen untuk hidup bersama sehidup semati selamanya. Berencana membangun rumah tangga sakinah, mawaddah warohmah. Bayangan tentang keindahan masa depan telah terbayang di angan-angan.
Namun Tuhan menakdirkan lain, kebersamaan mereka harus dipisahkan oleh kematian. Fitrah terpaksa harus pergi meninggalkan cinta dan harapan hidup bersama Reza untuk selamanya. Kanker kelenjar getah bening telah merenggut harapan itu dan menguburnya bersama jasadnya.
“Cinta adalah bahagia ketika melihat orang yang kita cintai bahagia meski bukan bersama kita” sebuah kata sakral yang pernah diucapkan Reza di suatu hari saat bersama Fitrah. Kata itu juga yang menggerakkan hati Fitrah untuk menulis sebuah surat terakhir yang diberikannya lewat Fitri (saudara kembar Fitrah) untuk Reza, sebelum ia tutup usia.
Apakah isi dari surat itu? Mampukah Reza menjalani hidup tanpa kehadiran sang belahan hati? Lalu dengan siapa pada akhirnya Reza melabuhkan cinta terakhirnya? Temukan kisah serunya dalam Surat Terakhir Fitrah. Jangan lewatkan juga cerita yang tak kalah seru lainnya dalam buku ini