登入選單
返回Google圖書搜尋
註釋

Puisi lahir dari imaji – imaji yang berkeliaran, juga lahir dari

realitas – realitas sekitar yang diwarnai dengan khayal. Kata –

katanya; kadang kaku walau tidak beku, kadang cair meskipun

tidak mencair. Ia selalu hadir dalam lintasan sejarah, menjadi juang

walau tidak pernah berjuang, menjadi senjata walau tidak mampu

mematikan, atau hanya menjadi teman dalam sepi bagi yang selalu

merasa kesepian. Ia selalu unik dalam kehadirannya.

Puisi, tidak sebatas kata yang diikat kalimat, dipoles dengan

titik dan koma, yang menjadi baik – bait indah disanggul larik, yang


liriknya membariskan rasa, membuat prasa sendiri dalam tubuh-

nya. Fisiknya: kadang kurus, kadang gemuk, terkadang sedang.


Kurus, gemuk dan sedang tidak membuatnya harus diet, tambah

makan apalagi nutrisi. Ia selalu menjadi dirinya sendiri. Ia memiliki

cara gaya yang berbeda; metafora, ironi, antithesis hingga paradox.