Sebagai seorang ibu yang bertinggal di Kampung Duri, Amma’ menginginkan semua anaknya hidup layak dan berbahagia. Sayangnya, harapan perempuan ringkih itu tidak sesuai kenyataan. Berbagai konflik internal dan perbedaan persepsi menjalani kehidupan menimpa dua orang anak perempuannya, sehingga mereka menjauh dari sisinya. Keadaan ekonomi keluarga makin terpuruk, karena putra keduanya yang bernama Rahman, sebagai tulang punggung keluarga mengalami PHK. Hal ini makin rumit, ditambah dengan hadirnya bayi tidak berdosa hasil hubungan gelap Jamila dengan laki-laki beristri.
Apakah Amma’ sanggup menjalani semua cobaan ini karena predikat almarhum suaminya sebagai guru mengaji yang menjadi panutan masyarakat di Kampung Duri?