登入選單
返回Google圖書搜尋
Tuhan pun Ahli Memaki – Hosabi versi Kasidi 01-50
註釋

Essi nomor Abadi Kota Suci      

 

Essi ini ditulis karena ada janji versi Kasidi

Yang ditulis di Hosabi 48 tentang kota suci.

Kota memang kota suci tapi dendam benci

Merasuk ke tulang sumsum serap inti energi.

Cinta Kasih empati pun sirna bak embun pagi

Yang tersisa tinggal ampas pahit tungku besi

Yang baranya meretas jaring dendam benci,

Jadi pemantik kobaran api pembakar nurani

Untuk membenci si utusan sorga yang nabi

Yang juga dinyatakan langsung si Putra Ilahi.

 

Sang Putra si Anak Manusia taat BapaNya

Kala diputuskan harus mati di kota nan jaya

Dengan tegar langkah diarahkan ke ini kota

Kala waktunya makin dekat dan segera tiba.

Keputusan telah dibuat, tekad membaja jiwa

Terus saja membara, untuk taat serta setia

Pada keputusan si penguasa alam semesta.

Seorang murid yang coba cegah Dia ke sana

Dibentak dan dihardik dianggap hanya bisa

Berpikir ala manusia lupa Allah yang utama.

 

Tuhan melangkah gagah tidak gentar rasa

Hukuman mati memang menanti Dia di sana

Tetapi kan memang itu tujuan Dia ke dunia?

Mati di Yerusalem untuk tebus dosa manusia

Seperti yang diperintahkan Sang Mahakuasa.

Datang tunggangi keledai yang masih muda

Pertanda akan dielu-elukan bak raja dunia

Walau sesungguh Dia itu raja alam semesta

Yang kelak akan menjadi hakim satu-satunya

Pengadil semuanya entah sorga entah neraka.

 

Drama pun membelah tembok-tembok kota,

Hunjam tepat langsung inti benci membara

Karena memang harus seperti itulah adanya

Agar apa yang dinubuat para nabi dulu kala

Semua terjadi semua terpenuhi tanpa sisa.

Terbilang di antara durjana, salah satunya,

Dan itulah yang terjadi di Yerusalem jaya.

 

Pernah dua kali rata dengan tanah ini kota,

Akan rata lagi kala Tuhan tiba yang kedua.

Belasan kali dikepung belasan kali durhaka

Belasan kali pula direbut kembali guna jaya.

Itu kota yang konon kabarnya tak akan bisa

Seorang nabi terbunuh, kalau tidak di sana.

 

Sejarah panjang kota tetap gemuruh berjaya

Menunggu kelak bila masanya pastilah tiba

Untuk nanti kembali runtuh tanpa sisa tatkala

Nabi mulia untuk kedua kalinya datang tiba,

Menyapa slogan berserah kala tiba masanya.

 

Yerusalem, Yerusalem, seru Dia bertalu-talu,

Tanda rindu menggebu guna kumpul menyatu 

Dengan putra-putri pilihan yang lupa mengaku

Bahwa mereka dulu dipilih guna terus berseru

Bahwa hanya kepada Bapa yang satu menuju.

 

(tbs/sda-essinomorabadi-06062024-087853451949)