登入選單
返回Google圖書搜尋
Book Chapter Temu Kunci (Boesenbergia Pandurate Roxb) sebagai Obat Anti Nyamuk Aedes Aegypti dan Culex
註釋Boesebergia Rotunda merupakan tanaman native (alami) di pulau Sumatera dan Jawa dan tumbuh liar di hutan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Temu kunci telah dibudidayakan di berbagai negara di Asia seperti India, Srilangka, dan berbagai negara di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand. Bagi masyarakat lokal Indonesia temu kunci mudah ditemukan di berbagai tempat seperti pekarangan, kebun terutama bagi masyarakat yang bermukim di pulau Jawa. Temu kunci memiliki ciri-ciri antara lain : merupakan tanaman herba menahun (perennial) dengan tinggi 30-80 cm (Gambar 2.2). Daunnya tegak dengan jumlah 3-7 helai dengan pelapah daun yang bewarna kemerahan dan memeluk di bagian basalnya. Rhizoma terdapat di dalam tanah dengan diameternya dapat mencapai 2 cm, yang bewarna kuning kecoklatan di bagian luar, sedangkan di bagian dalam berwarna kuning cerah. Akar membentuk umbi dan berdaging yang menyerupai kunci china (Chinese keys) berukuran 5-30 cm x 0,5-2,0 cm, dan menghasilkan aroma yang khas. Bentuk akar yang menyerupai kunci inilah, diduga menjadi alasan pemberian nama temu kunci (Gambar 2.2). Daun berseling (alterna), biseriate, tegak, menghasilkan aroma yang khas. Pelepah daun memiliki panjang 9-19 cm. Pelepah daun saling berpelukan sehingga membentuk batang semu (pseudostem). Daun memiliki ligula yang berbentuk triagular dengan ukurannya dapat mencapai 1,5 cm. Tangkai daun berbentuk canaliculate yang panjangnya dapat mencapai 30 cm. Helaian daun berbentuk ellipsoblongus-lanseolatus dengan ukuran 15-50 cm x 5-17 cm, bewarna hijau gelap. Pembungaan (infloresense) muncul di bagian terminal pucuk yang menyerupai spika (like-spike) dengan panjang 10-15 cm (Gambar 2.2). Dalam satu infloresence muncul sekitar 10 bunga dengan tangkai bunga berukuran 1-2 cm. Kaliks (kelopak) pendek berentuk tubular dengan ukuran 1,5 cm. Mahkota (corolla) bunga berbentuk tabung sebanyak 3 buah bewarna putih dan bentuknya tidak sama dengan ukuran hingga 1,7 cm. Mahkota bewarna merah muda di bagain apeks dan di bagian bawahnya warnanya lebih pucat. Filament (tangkai sari) bewarna kuning-putih yang panjangnya hingga 5 mm, sedangkan antera (kepala sari) memiliki dua lobus (bilobed). Pistil memiliki 3 lobus, stilus berbentuk filiform, sedangkan stigma posisinya berada di bawah antera.