Banyak hal yang harus dicatat ketika penulis memulai berfikir
tentang persoalan sosial dewasa ini. Catatan itu berasal dari diskusidiskusi
kecil di kelas bersama mahasiswa selama proses pembelajaran.
Tak disangka dan dinyana bahwa sembulan ide-ide cemerlang bisa lahir
dari pikiran sederhana seorang mahasiswa yang sebenarnya buta sama
sekali dengan persoalan ilmu sosial dan budaya.
Nyatanya ilmu sosial dan budaya harus mengikuti perkembangan
yang demikian dinamis dan pesat di luar sana berbanding terbalik
dengan keadaan dalam teks buku yang statis. Tantangan bagi para
penulis buku ajar untuk melihat perkembangan bukan untuk tahun
ajaran ini saja namun secara harian diikuti guna mendapatkan infomasi
segar. Pengelolaan informasi penting dilakukan oleh pengajar Ilmu
Sosial dan Budaya demi mengejar ketertinggalan. Sehingga jangan
sampai mahasiswa akan lebih tahu persoalan sosial dan mampu mencari
solusi terhadapnya dari pada pengajar ilmu Sosial dan Budaya di
tingkat dasar. Kini yang disebut sebagai era disrupsi, tidak ada jaminan
untuk siapa pun bisa mengunci informasi agar tidak tersebar luas.
Informasi bisa datang dari mana pun dan diintepretasikan oleh siapa
pun. Termasuk mahasiswa yang lahir di era generasi Z, merupakan
salah satu faktor penentu arah pengetahuan sosial yang harus masuk
dalam daftar yang diperhitungkan. Pengajar bisa mencermati informasi
yang hadir di kelas kecil lalu mengambil pelajaran berharga dan dicatat
sebagai sebentuk pengetahuan baru.