登入選單
返回Google圖書搜尋
Serat Tripama
註釋

Tak Tok Tak Tok
Kereta kuda yang dikusiri Sumantri memboyong Dewi Citrawati, calon permaisuri Bosnya, ke Negeri Maespati. Konon, jalan ke Maespati memang suka tak terduga. Di tengah jalan, Sumantri melihat mawar jatuh. Hatinya kasmaran. Siapa yang peduli mawar itu berwarna hitam atau merah, begitu pula jika putih ..., kecuali perasaannya tidak bekerja. Dan seperti umumnya orang yang kasmaran, Sumantri buta jalan. Menurut nalurinya, setiap jalan yang impossible, itulah jalan ke pernikahan.
O, Citrawati ketakutan. Kuda-kuda itu belum pernah dilatih melewati jalan yang tak masuk akal!
Tapi, bagi Sumantri, jalan yang tak masuk akal adalah jalan yang indah.
Jalan yang indah adalah jalan menuju pernikahan.
Dan jalan menuju pernikahan itu ...
tidak ada latihannya.
La la la ....

"Jika novel grafis mau menyastrakan komik melalui setiap titik dan garis dalam ketergambarannya, inilah yang terbaca dalam Serat Tripama. Pada novel grafis, gambar itu menceritakan dirinya sendiri, dan itu mendapat contoh terbaik dalam Serat Tripama ini."
-Seno Gumira Ajidarma

[Mizan, Bentang Pustaka, Novel, Grafis, Komik, Seni, Sastra, Wayang, Kisah, Indonesia]

Spesial Bentang Sujiwo Tejo