登入選單
返回Google圖書搜尋
註釋

Gempa berkekuatan tinggi yang mengguncang Ancornlead menyebabkan banyak orang kehilangan rumah dan anggota keluarga, salah satunya Marion—Paul dan Sarah, orangtua Marion meninggal setelah tertimpa reruntuhan gedung tempat mereka bekerja. Sementara Marion dan Ozil yang juga tertimpa bangunan rumah berhasil selamat. Kini, Marion bertanggungjawab penuh menjaga Ozil, kakak satu-satunya yang mengidap down syndrome seorang diri.

Bangunan rumah yang tak lagi bisa ditempati, membuat Marion memutuskan membawa Ozil menyeberangi pulau menggunakan kapal feri ke Kepulauan Fizi, menuju Kota Abagos, tempat tinggal Uncle Angus, satu-satunya saudara yang ia miliki dari pihak Paul, ayahnya.

Uncle Angus tidak seramah saat Marion masih kecil. Ia terus saja membuat peraturan yang tidak boleh dilanggar oleh Marion dan Ozil selama tinggal di rumahnya, seperti tidak boleh masuk ke ruangan yang dikunci, tidak boleh main di halaman belakang, dan tidak boleh mendekati sumut tua yang tertutup.

Suatu hari, saat Uncle Angus diharuskan untuk keluar pulau, Marion memutuskan mengajak Ozil berkeliling rumah, suatu hal yang sangat mustahil dilakukan kalau Uncle Angus ada. Marion dan Ozil tidak sengaja menemukan sebuah ruangan tersembunyi yang ditutupi sebuah rak. Dari ruangan kecil itu, Marion menemukan gulungan lukisan peta berdebu penuh warna yang di atasnya tertulis “Acroxia”. Saat asyik memandangi peta “Acroxia” Marion tak sadar kalau Ozil teralih dengan mengejar kupu-kupu morpho biru menuju ke hutan belakang rumah. Ozil mengikuti kupu-kupu itu hingga turut melompat ke dalam sumur saat kupu-kupu biru itu masuk ke dalam sebuah sumur tua.

Marion yang tidak menemukan Ozil di dalam rumah, terus berlari menuju hutan saat melihat pintu belakang rumah terbuka. Ia terus mengikuti jejak Ozil hingga tiba di mulut sumur. Robekan kecil baju kakaknya itu tersangkut di paku kayu penutup sumur. Khawatir terjadi sesuatu kepada Ozil, setelah membekali diri dengan berbagai peralatan, Marion memutuskan untuk turut melompat ke dalam sumur.

Marion terkejut setelah terempas ke sebuah tempat yang asing. Pemandangan yang dilihat matanya saat itu sangat jauh berbeda dengan pemandangan yang biasa ia lihat. Saat sedang sibuk memerhatikan sekeliling, Marion tidak sadar kalau di sekitarnya ada belasan pasang mata yang mengawasi. Saat mata-mata itu mendekat dan berusaha menyakiti Marion, sebuah burung berukuran besar terbang melandai dan meraih tubuh Marion, membawanya terbang jauh.

Dari Ictus—nama burung itu, Marion diberi tahu kalau ia sedang berada di dunia yang lain, sebuah tempat bernama Acroxia. Ictus itu juga mengatakan kalau manusia seperti diri Marion akan sangat berbahaya berada di Acroxia. Marion terkejut karena lukisan peta yang ia baca di ruang rahasia Uncle Angus juga memuat peta Acroxia, lebih terkejut lagi saat Ictus mengatakan dia juga mengenal Uncle Angus.


[Mizan, Pastel Books, Novel, Remaja, Indonesia]