登入選單
返回Google圖書搜尋
註釋Ide tentang demokrasi telah mencapai zaman keemasannya. Sebagai sebuah proses politik yang  tujuannya adalah menyertakan rakyat di dalam mengatur cara hidupnya di bawah naungan pemerintahan yang demokratis, dan memberi pengaruh dalam mengarahkan kebijakan hukum di dalamnya. Di dalam demokrasi, partai-partai politik selalu menjadi prioritas dalam segala hal dan tidak ada yang menjadi rujukan ketika berada dalam perselisihan kecuali kepada rakyat dan suara mayoritas. Suara mayoritas diadopsi tanpa memperhatikan apakah bertentangan dengan perintah dan larangan Allah Ta’ala. Ketika berbagai masalah dihadapkan kepada demokrasi, maka akan dikembalikan kepada kehendak rakyat dan wakilnya saja. Karena itulah mereka membolehkan homoseksual, zina, miras dan lainnya. Jika dibawa kepada mereka penerapan hukuman potong tangan terhadap para koruptor, hukuman ini akan ditentang keras oleh individu-individu yang ada di sana, tanpa adanya kepedulian terhadap hukum Allah, atau perintah Allah, atau syariat Allah yang memiliki efek jera yang komprehensif. Lalu yang demikian itu disebut sebagai hukum rakyat, dan itulah yang disebut dengan nama “demokrasi”. Secara umum, demokrasi lahir dari kaidah yang mengabaikan Tuhan atau atheisme, sehingga keimanan kepada Allah tidak menjadi hal yang penting di dalamnya. Para wakil rakyat tidak harus berasal dari ahlul halli wal ‘aqdi (dewan pertimbangan syariat), dan tidak pula harus memiliki kesalehan dan ketakwaan. Bahkan bisa saja ada di antara mereka yang memerangi Allah dan Rasul-Nya serta berusaha membuat kerusakan di muka bumi. Demokrasi adalah sistem yang diciptakan oleh akal manusia sehingga tidak luput dari kekurangan. Tidak mungkin membandingkan antara sistem syura yang disyariatkan Allah Ta’ala dan diridhai untuk seluruh hamba-Nya, dengan sistem demokrasi buatan manusia yang mencoba untuk menutupi kekurangan namun justru semakin tampak kekurangannya; atau datang untuk menyelesaikan masalah namun justru banyak mendatangkan masalah. Rapor Merah Demokrasi sangat transparan bila Anda membaca buku ini.