登入選單
返回Google圖書搜尋
Si Umbut Muda
註釋

Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan suatu

bangsa, bahkan merupakan salah satu jati diri suatu bangsa.

Selain itu, bahasa juga berfungsi sebagai alat utama dalam

sastra. Sehubungan dengan hal itu, Balai Pustaka, yang sejak

awal pertumbuhannya telah menggunakan bahasa Melayu dalam

terbitan-terbitannya, dapat dikatakan sebagai pelestari dan

penyebar luas bahasa Melayu yang merupakan cikal bakal bahasa

Indonesia. Sastrawan H.B. Jassin menggambar-kan keterkaitan

bahasa Indonesia dan Balai Pustaka sebagai berikut.

Bahasa Melayu modern ialah bahasa Melayu Balai Pustaka

yang berdasarkan bahasa Melayu klasik dan tata bahasanya tak

banyak beda dengan tata bahasa Melayu klasik. Bahasa Melayu

modern inilah yang kemudian disebut orang bahasa Indonesia

modern atau bahasa Indonesia saja. Antara bahasa Melayu

Balai Pustaka dan bahasa Melayu persuratkabaran sebelum

perang seolah-olah ada perbatasan. Perbatasan itu kemudian

lambat laun menghilang dengan adanya sikap demokratis dalam

penggunaan bahasa, hingga bahasa Indonesia Balai Pustaka

sesudah perang tak ada lagi bedanya dengan bahasa Indonesia

yang dipakai di luarnya. (Kesusastraan Indonesia dalam Kritik

dan Esei I, hlm. 8)

Pendapat H. B. Jassin tersebut memperlihatkan bahwa Balai

Pustaka berperan penting dalam membina pemakaian bahasa

Indonesia.

Selain bahasa, melalui sastra Balai Pustaka juga telah

berusaha melestarikan dan memasyarakatkan nilai-nilai yang

ada di dalam masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam

kelompok etnis. Seperti diketahui, awal perkembangan sastra di

Indonesia bermula dari pengarang yang berasal dari Sumatra,

terutama Minangkabau. Melalui karya sastra itu dapat dipetik banyak hal menge-nai

nilai-nilai yang terdapat di dalam masyarakat Minangka-bau

yang terkenal dengan adat istiadatnya itu. Pada dekade 30-an

pengarang-pengarang di luar Minangkabau banyak bermunculan,

dan di dalam karya sastra yang mereka gubah terkandung nilainilai

yang terdapat di daerahnya.

Penggalian nilai-nilai luhur budaya bangsa yang terdapat

di dalam karya sastra bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan

dalam waktu singkat.

Upaya lain yang dilakukan Balai Pustaka dalam melestarikan

nilai-nilai luhur budaya bangsa itu, antara lain, adalah

menerbitkan sastra klasik dan sastra daerah. Dalam tahun

80-an, ratusan karya sastra daerah diterbitkan Balai Pustaka.

Pengangkatan sastra daerah itu dilakukan melalui kerja sama

dengan salah satu proyek di lingkungan

Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan. Hampir seluruh karya sastra daerah di

provinsi-provinsi yang ada di seluruh Indonesia diterbitkan

oleh Balai Pustaka, yang kemudian disebarkan ke perpustakaanperpustakaan

di daerah. Dengan demikian, bukan hanya upaya

pelestarian yang dilakukan, tetapi juga upaya memperkenalkan

sastra daerah yang satu ke daerah yang lain. Dengan cara itu,

diharapkan setiap daerah dapat mengetahui budaya daerah lain

melalui karya sastra.

Karya-karya sastra dalam berbagai ragam tema tentang

kehidupan ini pada hakikatnya akan mampu membuat siswa

lebih peka terhadap kehidupan manusia pada umumnya dan

terhadap kondisi sosial dalam masyarakat khususnya. Kepekaan

sosial memang tidak dapat terjadi dengan sendiri-nya, tetapi

harus melalui proses yang panjang. Karya-karya sastra dapat

dijadikan salah satu sarana ke arah itu. Dan, yang lebih penting

lagi adalah agar siswa semakin memiliki kegemaran membaca

yang memang sangat dituntut untuk kemajuan bangsa dan

negeri ini. Karya sastra ini kami susun dengan maksud agar siswa lebih

terpacu untuk membaca karya sastra yang satu ke yang lainnya

secara berkesinambungan.