Dalam kerangka keterbukaan politik dan demokratisasi, HMI dan GMNI perlu untuk melakukan revitalisasi perkaderan organisasi. Hal ini sangat terkait dengan suatu upaya yang diarahkan untuk memfungsikan secara efektif organisasi sebagai training groundatau wahana untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas para kadernya sehingga mampu memahami persoalan–persoalan masyarakat dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Mengenai hal ini, HMI harus kembali membenahi internalnya baik dalam kerangka kaderisasi maupun penataan organisasi. Melalui kaderisasi maka diharapkan para kader HMI memiliki kemampuan untuk mengurai kontradiksi–kontradiksi yang berkembang di masyarakat dan berdialektika dengan kekuasaan dalam kerangka memperjuangkan kepentingan umat. Jika para kader HMI dapat meningkatkan pemahamannya, maka HMI dapat menjadi kekuatan strategis yang tidak hanya hadir dengan networkingserta massa politik yang besar, tetapi juga dengan gagasan – gagasan pembaharuan yang visioner yang diilhami dari spirit dasar yang terkandung dalam ajaran Nilai Dasar Perjuangan (NDP ).
Seperti halnya HMI, maka GMNI perlu menangkap momentum keterbukaan politik saat ini dengan melakukan penataan organisasi. Sistem politik yang begitu liberal saat ini menghadapkan GMNI pada suatu pilihan untuk melakukan konsolidasi organisasi dan ideologis. Sebagai kekuatan intelektual, GMNI tentunya harus mampu menterjemahkan gagasan–gagasan besar dalam marhaenisme menjadi lebih operasional dan dapat menjadi gagasan alternatif ditengah menguatnya liberalisme kapitalisme. Jika konsolidasi organisasi dan ideologis ini dapat dicapai oleh GMNI maka kedepan tentunya GMNI dapat menjalankan fungsi–fungsi sosial politiknya sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dengan lebih maksimal dan sesuai dengan keyakinan politiknya.
Sebagai organisasi kader yang menjalankan kegiatan kaderisasi, baik secara formal maupun non formal dalam setiap jenjang kepengurusan maupun dalam lembaga–lembaga penyangga atau otonom yang dimilikinya, maka keberadaan HMI maupun GMNI merupakan sarana berlatih atau menjadi training groundbagi anggotanya sebelum memasuki wilayah kehidupan sosial maupun politik yang lebih nyata pasca mahasiswa. Selain itu, organisasi ini juga merupakan sumber daya penting bagi pengisian struktur kekuasaan negara dan masyarakat. Baik HMI maupun GMNI memberikan partipasi politiknya baik dalam kerangka mensuply kader–kadernya sebagai sumber daya potensial bagi kepentingan rekruitmen politik kekuasaan.