Allah telah mencipatakan jalan vertikal dari bumi ke langit, dan sebaliknya, jalan horisontal, dari langit ke bumi. Perjalanan itu teramat halus dan lembut sehingga tidak tersentuh oleh pancaindera dan kemampuan apapun yang dimiliki oleh manusia.
Inilah kenyataan yang seharusnya menyadarkan dan menginsafkan seorang hamba yang mengerti posisi dari dihadapan-Nya, memahami kekurangan, keterbatasan, dan kelemahan diri yang karena ia membutuhkan rahmat dan anugerah Allah yang maharahman dan maharahim.
Sayangnya, banyak orang yang menggunakan doa yang dari sisi penjelasan posisi dan kedudukan hadis (takhrijul hadits) atas kesahihan sebuah doa tidak diperhatikan. Padahal kritik para ahli jarh dan ta’dil merupakan kebutuhan dan harus disegerakan. Ini penting dilakukan karena daya kritis umat semakin tinggi dan ketenteraman rohani merupakan sesuatu yang urgen.
Syarah tentang kandungan dan makna sebuah doa merupakan sesuatu hal yang tidak kalah pentingnya karena ia dapat menambah keyakinan dan kekhusyukan dalam bermunajah. Buku doa ini menyertakan keterangan dari beberapa imam, baik aspek etimologi maupun terminologi, dan konten maknanya.