Beragam pemahaman keagamaan memunculkan ekspresi keberagamaan yang berbeda, baik dalam bentuk persepsinya terhadap realitas mutlak (ultimate reality) maupun dalam ranah sosial keagamaan. Dari dasar pemikiran tersebut, buku ini mengkaji gagasan keislaman K.H. Abdurrahman Wahid atau biasa dipanggil Gus Dur.
Ada tiga hal yang menjadi titik pijak Gus Dur dalam berislam, yaitu Islam untuk kemanusiaan, pribumisasi Islam, dan Islam sebagai komplementer dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Gus Dur juga menyadarkan kita tentang dua hal. Pertama, sikap berislam tidak semata-mata dipengaruhi oleh ajaran Islam itu sendiri, tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek lain, seperti budaya, pendidikan, world views, dan kepentingan. Kedua, berangkat dari kesadaran pertama tersebut, sangat jelas bahwa agama pararel dengan ilmu agama. Seperti apa ilmu agama yang kita miliki, seperti itu juga wajah agama kita.
Dengan memahami proses konstruksi sosial keagamaan, setiap orang akan mengetahui mengapa seseorang mempunyai pemahaman dan sikap keagamaan yang berbeda dengan orang lain.