Salah satu perbedaan (untuk tidak meyebut kelemahan) lembaga pendidikan tradisional ini yang umumnya berdiri di wilayah pinggiran dan perdesaan pada periode awal adalah tidak membuat target-target capaian khusus dan terukur. Pendidikan seperti ini biasanya asal jalan, tidak terarah dan tidak memiliki manajemen yang memadai, sehingga keluarannya atau lulusannya beragam sesuai dengan ijtihad, jihad, Juhd dan mujahadah pribadi santri masing-masing. Jika demikian pengelola akan kesulitan menilai tingkat keberhasilan dan kegagalannya. Bisa saja kasus ini terjadi karena disengaja dengan banyak alasan atau memang belum memahami arti penting tujuan yang terukur itu.