登入選單
返回Google圖書搜尋
註釋

Setelah berakhirnya era peradaban manusia dalam bentuk revolusi industry. Kini, manusia masuk kedalam kepada peradaban baru dimana manusia kemudian membutuhkan proses percepatan diterima dan diberikannya sebuah informasi. Percepatan informasi yang dimaksud tentu didasari pada prinsip bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki potensi ilmu pengetahuan didalam dirinya. Oleh sebab itu, peradaban mengarahkan manusia kepada sebuah komunitas kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan istilah learning society atau knowledge society yang mana manusia kemudian dibentuk berdasarkan kepada potensi ilmu pengetahuan yang dimiliki. Maka, dapat disimpulkan bahwa manusia yang beilmulah yang dapat mengendalikan sebuah peradaban. 

Masyarakat ilmu pengetahuan adalah masyarakat yang mengandalkan ilmu pengetahuan dalam hal membentuk sebuah peradaban. Dan yang paling memiliki peran adalah mereka yang terus mengembangkan ilmu pengetahuannya. Seperti akademisi, pelajar, mahasiswa ataupun manusia biasa yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi. Seperti terjelaskan diatas maka, besar potensi daripada pemilik masyarakat ilmu pengetahuan adalah mereka yang masih berusia produktif dan tentu lebih lagi dari mereka yang menyandang status pemuda. Salah satu contohnya adalah mahasiswa islam. Mahasiswa Islam adalah masyarakat muda yang memiliki nilai idealisme, intelektual, integritas dan moral yang diharapkan peka dan kritis dalam merespon segala bentuk perubahan sekaligus melahirkan solusi-solusi terhadap segala problem yang lahir dari akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam hal ini kita berharap mahasiswa islam bisa menjadi tulang punggung dari skenario perkembangan peradaban. Meskipun disatu sisi, mahasiswa hari ini semakin tumpul dan mati suri karena dianggap tidak mampu menjadi pemberi solusi didalam masalah yang terjadi bahkan justru dianggap mahasiswa merupakan bagian dari masalah itu sendiri. Tanggapan ini tentu saja tidak boleh kita telan mentah-mentah untuk dibenarkan, namun juga seluruhnya kita tidak boleh disalahkan.

Mahasiswa sebagai kelompok yang tentu memilki fungsi yang sangat besar dalam keberadaannya di setiap segmentasi masyarakat. Mahasiswa mesti menjadi penyeimbang kemudian menjadi pemicu terjadinya sebuah perubahan yang tentunya tidak melepaskan diri setelah perubahan itu terjadi. Ciri khas gerakan mahasiswa adalah dengan selalu mempraktikkan esensinya sebagai kaum terdidik. Bahwa kemudian mahasiswa dituntut untuk menjadi pejuang perubahan, pejuang moral serta pengendali kehidupan social masyarakat.

Peran kepemimpinan mahasiswa adalah dengan menunjukkan aktivitas guna mendorong masyarakat kepada pengembangan serta kepentingan banyak. Peran pelaksana tentu saja menuntut mahasiswa untuk selalu ada didalam kehidupan bermasyarakat dalam hal merealisasikan gagasan serta rencana untuk kepentingan masyarakat tanpa menomor duakan segmentasi lain seperti adat serta budaya. Organisasi akan selalu menjadi wadah bagi mahaiswa dalam melakukan pengembangan diri baik dari segi karakter, intelektual dan kualitas. Organisasi sangat berpengaruh terhadap kehidupan mahsiswa dikarenakan bentukan dari lingkungan organisasi sehingga mahasiswa kemudian dapat terbentuk sesuai dengan tujuan organisasi.

Apabila globalisasi itu memang memberi nilai, dan impact yang positif yang tidak berbenturan dengan budaya lokal, nasional, dan nilai agama. Ini merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mampu menyerapnya. Dengan kata lain, bagaimana agar nilai-nilai positif yang ada di belahan negara lain yang masuk dapat dipraktekkan di tengah-tengah masyarakat.

Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait judul diatas dengan mengkaji persoalan peluang serta tantangan internalisasi pemikiran islam Indonesia yang kemudian di tulis serta diteliti oleh Thahir Fadillah (2015). Studi ini mencoba membandingkan dan mengevaluasi dua gerakan Islam terbesar di dunia, yaitu Muhammadiyah dan Gulen Movement, khususnya dalam bidang internasionalisasi pemikiran Islam. Tampak bahwa, Gulen Movement memiliki banyak keunggulan dalam persoalan tersebut. Gerakan internasionalisasi yang dilakukan, telah merambah seluruh aspek kehidupan, khususnya di bidang pendidikan yang berbasis etos hizmet (voluntary services) yang menekankan pentingnya penguasaan sains mutakhir dan studi Islam. Hasilnya, para anggota Gulen Movement telah menyebar ke seluruh belahan dunia, yang diikuti oleh para anggota yang berasal dari negara-negara dan bangsabangsa yang tidak terbatas hanya pada warga negara Turki. Dalam konteks desaminasi kebajikan ini, Gulen Movement menarik untuk dipertimbangkan oleh organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia, khususnya pula oleh Muhammadiyah yang berusia satu abad lebih. Dengan demikian, bila merujuk pada metode dan strategi Gulen Movement, peluang untuk memperkenalkan pemikiran Islam Indonesia yang unik, seperti Islam yang toleran, ramah dan moderat, akan membawa mimpi bersama umat Muslim Indonesia menjadi kenyataan.

Istilah mahasiswa sangat berbeda dengan istilah siswa, baik disekolah atau madrasah.Dalam kamus besar Indonesia dijelaskan bahwa siswa adalah murid tingkat sekolah dasar sampai sekolah menangah atas, sedangkan mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.Dimaksudkan bahwa menjadi suatu keharusan mahasiswa memiliki potensi yang lebih dibanding dengan siswa dalam aspek multidisliner keimuan, baik pendidikan, ekonomi, sosial, politik dan lain-lain.

Seseorang yang sudah menyandang gelar mahasiswa diharuskan secara mandiri dapat beradaptasi dan melakukan control sosiologis dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan apapun. Udijo (2002) seperti dikutip oleh Sholichin, (2008) telah mendefinisikan kebijakan publik sebagai berikut ;“an sanctioned course af action addressed to a particular problem or group of related problems that affect society at large” (suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang saling berkaitan dan mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat).

Disinilah peran mahasiswa sebenarnya yang juga sudah tercantum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi kita, yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian di Masyarakat. Dalam bidang pendidikan bukan hanya datang, masuk, duduk dan diam, kemudian pulang, melainkan apa usaha sebagai seorang mahasiswa dalam menganalisis dalam perkembangan kebijakan pendidikan, dan reform geverment nya bukan harus dengan otot dan suar keras dengan aksi demontrasi saja, melainkan bagaimana memberikan ide-ide dan gagasan-gagasan melalui media koran, majalah, buletin baik terkait fenomena sosial yang aktual dan faktual. Meminjam bahasa John Lims, dalam bukunya Just Money, beliau menyatakan bahwa perubahan seseorang itu bisa terjadi karena dua hal, yakni Tindakan dan Sekarang.