登入選單
返回Google圖書搜尋
INDONESIA & ASEAN
註釋

Di bawah kepemimpinan Soeharto, Indonesia berkembang menjadi aktor utama ASEAN dan telah berupaya mewujudkan kerjasama kawasan Asia Tenggara, tanpa campur tangan Amerika Serikat atau negara adidaya lainnya. Dengan berbagai strategi dan diplomasi yang telah diupayakan oleh pemerintahan Soeharto, Indonesia bersama negara Asia Tenggara lainnya berhasil mendirikan ASEAN pada tahun 1967. Pendirian organisasi kawasan tersebut merupakan komitmen nyata Indonesia dalam menciptakan Asia Tenggara sebagai kawasan damai dan sejahtera.


Sejak pembentukan ASEAN, Indonesia telah memainkan peranan penting dalam mengembangkan organisasi ini sebagai wujud kerjasama kawasan yang kuat di dunia. Indonesia mengembangkan pula peran pentingnya dalam peningkatan pembangunan perekonomian ASEAN dan berperan aktif dalam penyelesaian konflik kawasan maupun antar negara di wilayah Asia Tenggara. Indonesia, misalnya memberikan sumbangan nyata dalam mewujudkan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas nuklir dengan pembentukan Zona Bebas Senjata Nuklir (ZBSN) di wilayah Asia Tenggara. Dengan terbentuknya ZBSN, ksepakatan- -kesepakatan Perjanjian Zone of Peace, Freedom and Neutrality (ZOPFAN) dapat dilaksanakan--sekaligus mewujudkan salah satu komitmen Indonesia dalam mengejawantahkan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas campur tangan negara asing.


Bidang kerjasama keamanan kawasan, Indonesia pun memegang peranan penting dalam perwujudan berbagai kerjasama keamanan kawasan Asia Tenggara seperti Pembentukan ARF (ASEAN Regional Forum) pada tahun 1994. Forum ini bertujuan untuk membentuk wadah dialog antara negara-negara ASEAN dengan negara adikuasa lainnya yang berkepentingan terhadap keamanan kawasan Asia Tenggara. Di bidang ekonomi, Indonesia bersama negara ASEAN lain memberikan sumbangan yang sangat signifikan dalam perkembangan dan pertumbuhan kerjasama ekonomi ASEAN. Sehingga Asia Tenggara menjelma sebagai salah satu kawasan pertumbuhan yang berjaya di mata dunia internasional. Indonesia telah memainkan peranan penting dalam mewujudkan pasaran bebas Asia Tenggara, yakni kerjasama ekonomi ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang akan meliputi semua negara ASEAN pada tahun 2015.


Namun sejak terjadinya krisis moneter yang melanda Asia, khususnya Asia Tenggara, pada tahun 1997-1998, dampak politik dan diplomasi kepemimpinan Indonesia di Asia Tenggara menurun. Krisis keuangan ini bagi Indonesia tidak hanya menimbulkan krisis sosial dalam berbagai dimensi kehidupan warganya, tetapi juga telah memunculkan krisis politik yang menjatuhkan rezim Soeharto setelah berkuasa selama 32 tahun. Kesan krisis ekonomi tersebut telah memunculkan pelbagai masalah sosial, seperti tingginya pengangguran yang dapat memicu munculnya tindak kriminal di kota-kota besar di Indonesia