Lingkungan rumah tangga yang harmonis, penuh cinta, dan saling mendukung tentu akan menopang pendidikan anak dengan maksimal. Orang tua dan anak saling mencintai satu sama lain, tidak ada sikap egois dan mementingkan diri sendiri. Hal inilah yang diharapkan oleh semua keluarga, karena sekaligus menjadi sentral pertama dalam pendidikan anak-anak.
Selanjutnya, sentral kedua sekolah. Lembaga sekolah atau lingkungan belajar yang tidak kondusif atau tidak baik, maka sangat berpengaruh terhadap karakter anak yang cenderung susah diatur. Oleh karena itu, memilih lembaga pendidikan untuk anak-anak haruslah tepat. Sering kali orang tua terlena dengan label akreditasi “A” pada sebuah lembaga pendidikan. Padahal akreditasi tidak sepenuhnya menentukan kualitas belajar dari sebuah institusi pendidikan. Bisa jadi kurikulum yang diberikan memang memadai, tetapi pendidikan karakter yang diberikan justru kurang maksimal.
Kemudian, setelah anak-anak pulang dari sekolah, maka orangtua harus kembali mengawasinya, agar tidak terpengaruh dengan lingkungan masyarakat yang negatif. Apalagi saat ini, kita sangat sulit membendung pengaruh media sosial, internet, HP, dan sebagainya. Solusi yang terbaik terhadap pendidikan anak-anak adalah lembaga pendidikan pondok pesantren, sebab di dalamnya telah dan sedang terlaksana tri pusat pendidikan, yakni para santri tinggal di dalam asrama yang didampingi pembina asrama sebagai pengganti orangtuanya, kewajiban tinggal di kampus, dan 1x24 jam menerima pelajaran dan pengawasan dari para pembinanya. Itulah salah satu dari karakteristik pondok pesantren yang merupakan manifestasi dari tri pusat pendidikan perspektif tasawuf.