登入選單
返回Google圖書搜尋
註釋

Buku ini terdiri dari 6 bab dan dibagi menjadi 5 bagian.

Bagian pertama buku KTT INDEF 2020 ini merupakan analisis terhadap perkembangan ekonomi global dan domestik di Tengah Pandemi pada paruh pertama 2020 (diuraikan di Bab II). Pandemi Covid-19 yang terjadi di awal 2020 menjadi batu sandungan yang terjal bagi pemulihan ekonomi global pasca krisis kredit perumahan di Amerika Serikat 2008 dan perang dagang tahun lalu. Alarm resesi global pun semakin sering dibunyikan oleh berbagai lembaga internasional. Asian Development Bank (ADB) memproyeksi ekonomi Indonesia 2020 hanya akan tumbuh 2,5 persen sebagai akibat dari pandemi virus Covid-19. Sementara World Bank (WB) membuat dua skenario proyeksi dalam melihat ekonomi Indonesia. Pada skenario pertama WB memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2020 dapat anjlok ke level -3,5 persen. Kemudian di skenario kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 diperkirakan akan terpangkas ke level 2,1 persen. Dua skenario dari World Bank yang sama-sama tidak menempatkan ekonomi Indonesia di zona nyaman. International Monetary Fund (IMF) dalam rilisnya di Juni 2020 juga memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2020 akan mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,3 persen.

Bagian kedua buku ini menganalisis Implikasi Pandemi terhadap Perekonomian Indonesia (diuraikan pada Bab III). Implikasi pandemi Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia memberikan dampak ekonomi semakin kronis. Tidak hanya pada kinerja makro ekonomi tetapi juga pada kinerja ekonomi yang sangat mikro. Struktur ekonomi Indonesia pun berpotensi bergeser lebih cepat tanpa didahului persiapan yang fundamental di berbagai sisi ekonomi. Kinerja ekonomi Indonesia yang dekat dengan jurang resesi tentu tidak diharapkan dan harus segera mencari solusi untuk menjauhinya. Analisis mengenai implikasi pandemi terhadap perekonomian Indonesia dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil ini menunjukkan bahwa berbagai sektor-sektor yang menjadi bantalan ekonomi cukup rapuh dan paling rentan terhadap gejolak ekonomi seperti serangan pandemi. Sebagai mana diketahui bahwa sektor pertanian, industri dan perdagangan yang menyumbang hampir setengah dari PDB Indonesia hanya mampu tumbuh di bawah 2,5 persen. Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional. Selain sumbangannya yang besar terhadap PDB, serapan tenaga kerja pada ketiga sektor ini juga paling dominan, yakni mencapai 62 persen. Dengan terpukulnya ketiga sektor utama ini maka berimplikasi luas terhadap berbagai indikator makro maupun mikro.

Bagian ketiga buku ini menganalisis Tantangan New Normal dan Aktivitas Ekonomi Di tengah Pandemi (diuraikan pada Bab IV). Keputusan pemerintah Indonesia untuk melakukan pelonggaran Pembatasan Sosial di tengah masih tingginya kasus positif Covid-19 menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak. Bagaimana tidak, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia telah menembus angka 70.736 orang per 9 Juli 2020, menjadikan jumlah tertinggi di wilayah ASEAN. Bahkan, penambahan kasus positif per harinya mencatatkan rekor baru sebanyak 2.647 orang pada 9 Juli 2020. Sejak awal masuknya Covid-19 ke Indonesia, kurva kasus Covid-19 di Indonesia masih terus menanjak belum menunjukkan tanda-tanda melandai seperti halnya banyak negara lain yang telah menunjukkan progres yang positif. Dalam mempertimbangkan pelonggaran pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi tentu selalu ada trade-off antara risiko peningkatan kasus Covid-19 dengan upaya pemulihan ekonomi. Kondisi pemulihan ekonomi akan sangat bergantung dengan perkembangan dari kasus Covid-19 itu sendiri. Dalam konteks situasi di Indonesia, perlu ada konsensus yang dapat menggambarkan situasi normal baru yang akan menjadi panduan pemulihan ekonomi di tengah tantangan menghadapi penyebaran Covid-19 yang masih cukup tinggi.

Bagian keempat buku ini menganalisis Strategi Optimalisasi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi (diuraikan pada Bab V). Pandemi yang disebabkan wabah COVID-19 telah membawa ekonomi dunia diambang resesi. Hal ini juga berpotensi terhadap perekonomian Indonesia. Oleh sebab itu, perlu bauran strategi kebijakan yang efektif dalam menekan jumlah penyebaran kasus positif baru Covid-19 diiringi dengan langkah-langkah pemulihan ekonomi. Strategi kebijakan yang direkomendasikan dalam bagian ini antara lain dengan meningkatkan efektivitas stimulus fiskal agar mempercepat pemulihan pada sisi demand dan supply. Selain itu, peran masyarakat dan dunia usaha juga diperlukan untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi.

Bagian kelima atau bagian akhir buku ini berupa Penutup, yang berisikan kesimpulan mengenai dinamika perekonomian pada paruh pertama 2020, di mana dunia sedang menghadapi pandemi global. Selanjutnya buku ini diakhiri dengan rekomendasi kebijakan atas berbagai persoalan ekonomi di tengah pandemi. Akhirnya, besar harapan kami agar buku KTT INDEF 2020 ini dapat menginspirasi para pembuat kebijakan untuk fokus mengatasi permasalahan pandemi serta dapat segera mewujudkan percepatan pemulihan ekonomi.