“Konsep kebenaran objektif sedang memudar dari dunia. Kebohongan masuk ke dalam sejarah. Pada era kebohongan universal, mengatakan kebenaran akan menjadi tindakan revolusioner.” Itulah peringatan George Orwell, seorang sastrawan, esais, & kritikus Inggris. Peringatan Orwell itu sekarang terwujud dalam era yang disebut “pascakebenaran” (post-truth) yang selalu dikaitkan dengan kebohongan terkait dengan kebenaran fakta. Pascakebenaran adalah bentuk supremasi ideologis, di mana para pelakunya mencoba memaksa orang lain untuk percaya pada sesuatu, apakah ada fakta untuk itu atau tidak. Ajaran “trilogi-ojo: ojo dumeh, ojo gumunan, ojo kagetan” dalam budaya Jawa akan menyelamatkan manusia (khususnya Indonesia) dari liarnya kehidupan post-truh itu: baik mereka yang sedang berkuasa maupun masyarakat awam yang mendambakan keadilan.”
Prof. Dr. Anang Santoso, M.Pd. (Guru Besar Ilmu Wacana Universitas Negeri Malang)
Selain trilogi ojo seperti yang diulas Prof. Anang di atas, masih banyak lagi falsafah Jawa yang ada di buku ini, antara lain: Memayu hayuning bawono, Surodiro joyoningrat lebur dening pangastuti, Urip iku urup, Ojo adigang adigung, Ojo rumongso biso nanging bisoho rumongso dan yang lainnya. Buku ini sebaiknya anda miliki, sebagai wahana untuk menambah wawasan menuju ke kehidupan yang lebih baik, dan terselamatkan dari liarnya kehidupan.