Tradisi Pujan Kasanga sejatinya merupakan bentuk praktik seni sekaligus praktik ekologi. Udaran rasa seni tertanam kuat dalam balutan tradisi lisan masyarakat Tengger. Ciri-ciri tradisi lisan yang termanifestasikan dalam tradisi sakral ini antara lain ditransmisikan secara lisan, bersifat tradisi, adanya bentuk berpola atau terstruktur, dan fungsional dalam kehidupan masyarakat. Tradisi lisan Pujan Kasanga menjadi cara penyampaian nilai-nilai bagi masyarakat Tengger dalam bingkai pagelaran seni nan estetis. Nilai yang disampaikan mengarah pada pewujudan keselarasan semesta. Nilai yang dimaksudkan adalah nilai ekologis yang mencakupi aspek prosesi maupun sesaji ritual. Pujan Kasanga merefleksikan kepercayaan masyarakat Tengger terhadap dimensi alam fisik maupun psikis. Masyarakat Tengger memercayai ketakterpisahan antara alam fisik dengan alam psikis. Alam fisik dan alam psikis akan berperan menjaga keseimbangan kosmis dalam relasi manusia dengan lingkungannya. Keseimbangan serta keselarasan alam memiliki peran penting dalam masyarakat Tengger. Hal ini tidak terlepas dari ketergantungan masyarakat dan petani Tengger yang bertumpu pada hasil alam Tengger. Nilai-nilai ekologis tersirat dalam peran tradisi Pujan Kasanga sebagai wadah penyampaian pesan menjaga dan merawat alam. Nilai ekologis ini akan membentuk tindak laku masyarakat Tengger dalam menjalin hubungan yang selaras dengan alam sekitarnya.
Selain nilai, praktik ekologis dalam Pujan Kasanga diimplementasikan dengan penggunaan unsur-unsur alam sebagai sesaji. Sesaji yang digunakan berasal dari hasil alam Tengger dan dipersembahkan untuk para leluhur. Peran hasil alam Tengger sebagai sesaji menunjukkan ketergantungan masyarakat Tengger terhadap alam lingkungannya. Masyarakat Tengger menyadari bahwa pemberian alam harus diimbangi dengan pemeliharaan agar tercipta suatu ekosistem yang berkelanjutan. Maka dari itu, masyarakat Tengger turut menjaga kelestarian alam dengan memperhatikan aspek serta prinsip konservasi alam. Masyarakat Tengger memanfaatkan unsur alam di sekitar mereka dengan memperhatikan batasan-batasan sehingga relasi antara manusia dan alam tetap berjalan dengan seimbang dan selaras. Sesungguhnya, sajian estetika yang membingkai Pujan Kasanga mengandung praktik dan nilai ekologis yang dapat diandalkan dalam upaya konservasi, mitigasi, dan revitalisasi alam. Udar Rasa Selaras Semesta.