"Aku pernah membaca sebuah buku, tentang kehidupan yang bertanya kepada kematian mengapa begitu banyak orang yang membenci kematian termasuk diriku?” suaranya masih terdengar serak. “Lalu kematian menjawab bahwa kehidupan adalah sebuah kebohongan manis, sedangkan dirinya adalah sebuah kenyataan yang pahit. Kau tahu, awalnya ketika dokter-dokter menyedihkan itu menentukan batas usiaku, meramalkan bahwa aku nantinya akan menjadi seonggok tubuh berdaging yang lumpuh tanpa ingatan, menunggu hingga detik-detik napas terakhirku, aku memilih untuk menghadapi kenyataan pahit itu sebentar lagi.”
Tuan penentang mentari itu menatap wajahku dengan berjuta ekspresi yang membingungkan, meraih helaian-helaian rambutku, menggulungnya dengan telunjuk kanannya yang bergetar hingga dapat kudengar deru napasnya yang memberat.
Siapakah Tuan Penentang Mentari yang diramalkan dokter akan segera menemui kematiannya?
Buku ini berisi kumpulan cerpen dengan cerita menarik. Temukan kisah lainnya.