登入選單
返回Google圖書搜尋
Konsep pendidikan sosial berbasis tauhid dalam perspektif Al-Qur’an
註釋Kesimpulan buku ini adalah: Perspektif al-Qur’an mengenai Pendidikan Sosial Berbasis tauhid mengusung paradigma Sosio-humanis teosentris, hal ini berdasarkan deskripsi al-Quran hubungan antara manusia dengan Allah (habl min Allâh) dan manusia dengan manusia (habl ma’a al-nâs), yang secara umum mengisyaratkan bahwa ada dua hal yang perlu direalisasikan dalam praktek pendidikan Islam, yaitu dimensi dialektika horizontal dan dimensi ketundukan vertikal. Pada dimensi dialektika horizontal, pendidikan berbasis Tauhid hendaknya mampu mengembangkan realitas kehidupan, baik yang menyangkut dengan dirinya, masyarakat, maupun alam semesta beserta segala isinya, Sementara dalam dimensi ketundukan vertikal mengisyaratkan bahwa pendidikan berbasis tauhid selain sebagai alat untuk memelihara, memanfaatkan, dan melestarikan sumber daya alami, juga hendaknya menjadi jembatan untuk memahami fenomena dan misteri kehidupan dalam upayanya mencapai hubungan yang abadi dengan Khaliqnya. Disertasi ini juga menemukan beberapa isyarat prinsip dasar implementasi pendidikan sosial yang terdiri dari beberapa dimensi yaitu; Keseimbangan /At-Tawâzun, Kedamaian/ Al-Sulh, Keadilan / Al-’Âdalah, Tolong Menolong/ At-Ta’âwun, Musyawarah/ As-Syûra dan Toleransi / Tasamuh. Disertasi ini memiliki perbedaan pendapat dengan beberapa tokoh sosial, seperti: Paul Karl Feyerabend (1994), Thomas Samuel Kunt (1996) yang menyatakan bahwa individu bertindak berdasarkan stimulus dari luar. Adapun kesamaan pendapat dalam Disertasi ini dengan komunitas akademik lain adalah dalam hal pernyataan bahwa, Tauhid sebagai sebuah prinsip kehidupan, tidak hanya terbatas pada hubungan Vertikal saja akan tetapi pada masalah hubungan horisontal, diantara tokoh yang memiliki pandangan yang senada dengan Disertasi ini adalah; Sayyed Hossen Nashr (1987), al-Faruqi (1986), Zainun Kamal (1992), Kuntowijoyo (2007).