Bukalah buku sejarah manusia di mana pun dan Anda akan menemukan pertanyaan abadi: “Apa itu kebaikan dan apa itu kejahatan?” Inilah persoalan filosofis paling awet sepanjang sejarah. Berbagai jawaban telah dikemukakan. Ada filsuf yang berupaya memberikan jawaban tertentu untuk menuntaskan masalah ini, namun nyatanya dalam waktu singkat masalah ini muncul kembali dalam pemikiran orang lain. Sepanjang sejarah pemikiran manusia, ditemukan bahwa masalah baik dan jahat, yang kita bicarakan sebagai “etika” atau “masalah etis”, terus saja menantang setiap filsuf (S. E. Frost, Jr. 1962: 80-81).
Buku Refleksi 30 Tahun HIDESI ini adalah bagian dari upaya memberi konteks pada pertanyaan abadi ini dan mengajak kita untuk merefleksikan secara kritis prinsip serta ajaran moral yang kita anut. Antologi ini, yang diterbitkan untuk mengenang 30 tahun HIDESI (Himpunan Dosen Etika Seluruh Indonesia), tidak hanya berorientasi pada pengkajian berbagai teori etika klasik dan kontemporer terkemuka, melainkan juga berikhtiar menemukan berbagai prinsip serta kajian etis aktual setempat, yang berkembang dalam berbagai kearifan lokal, dan yang juga telah ikut berkontribusi dalam mengembangkan kualitas hidup manusia di tengah masyarakat.
Buku ini diawali dengan riwayat berdirinya HIDESI. Himpunan ini terwujud atas inisiatif para etikawan yang merasa terpanggil untuk mengembangkan etika sebagai kajian penting bagi bangsa Indonesia yang bineka. Dikisahkan antar lain bahwa K. Bertens, Kepala Pusat Pengembangan Etika, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta di tahun 1990, telah menjadi inspirator dengan menghimpun para dosen etika, setelah mendapat dukungan dari Franz Magnis-Suseno dan kawan-kawan dari STF Driyarkara Jakarta. Begitulah awal mula terbangunnya HIDESI. Selain berkecimpung dalam kegiatan belajar mengajar kelas Etika di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia, para anggota HIDESI juga menyelenggarakan berbagai konperensi, diskursus, kajian, penelitian, dan penerbitan buku dengan tulisan-tulisan bertema etika, termasuk yang kini diterbitkan dalam antologi ini. Semuanya merefleksikan integritas HIDESI untuk terus mengembangkan etika sebagai panduan hidup dan lentera peradaban.