登入選單
返回Google圖書搜尋
Di Bawah Naungan Gunung Nunusaku jilid 2
註釋

 

SEPARUH Muslim dan separuh Kristen, orang-orang Maluku telah hidup selama berabad-abad dalam suatu harmoni sosial dan religius. Namun sesudah kekuatan asing masuk ke Kepulauan Rempah-rempah “demi sejumput cengkih dan sekarung pala”, mereka pun menyesuaikan diri dengan kolonialisme Belanda. Orang-orang Muslim mulai limun dan orang-orang Kristen memanfaatkan peluang ekonomi dengan mengabdi sebagai tentara Belanda—penjajah yang telah menyatukan Nusantara sebagai satu negara.

Setelah Indonesia merdeka, kaum Muslim dan Kristen secara terampil kembali beradaptasi dengan konstelasi kekuasaan baru dan mengambil jalur yang amat berlainan, sehingga mereka saling teralienasi. Pecahlah Kerusuhan Ambon 1999, suatu peristiwa yang amat disesalkan namun menyadarkan kembali betapa penting persatuan demi hidup bersama yang harmonis. Sejak itu banyak upaya dilakukan untuk mengembalikan harmoni.

Profesor Bartels, antropolog Jerman-Amerika (PhD Cornell University), yang sepanjang 40 tahun lebih mempelajari dan menulis sederet kajian perihal masyarakat Maluku baik di Indonesia maupun Negeri Belanda, menyingkap hubungan Muslim-Kristen Maluku. Mengurai beraneka mitos, stereotip, citra-citra sumir, dan sejarah sosial budaya Ambon dan Maluku Tengah, buku ini memukau layaknya cerita detektif.