登入選單
返回Google圖書搜尋
Bulan di mata Airin
註釋

Cuplikan Cerpen “Seuntaian Pesan Ayah”

Sampan kecil menghantarkan kami ke tepian pelabuhan raya yang dikelilingi kapal raksasa. Sekian lama berhari-hari aku menunggu tepian ini akhirnya harapanku untuk hidup bersama ponakanku akan terjawab. Kami bertemu dengan seorang nelayan miskin yang habis turun dari jembatan pelabuhan, nama nelayan itu pak Jarwo. Ketika Pocut kulihat sudah tak membuka matanya, aku berteriak dan hanya nelayan miskin itu yang peduli dengan jeritanku. Mungkin kami tak ada nilai di mata para penumpang saudagar yang semakin terlihat menjauh seakan-akan kami bagai beo yang tak dihiraukan kiacauannya. Tapi ini belum berakhir, aku takkan mengecawakan emak, ayah dan kakakku…

Cuplikan Cerpen “Pergi dan Kembali”

Bila saja itu disangkanya dari awal, dan kembali berpapasan pada masa lampau. Pasti akan dijalani biar pun lautan diarungi sekalipun demi mempersatukannya. Tetapi sayang. Tak ada guna dibangkitkan lagi. Toh lelaki itu juga sudah pergi. Lelaki itu sudah merajai egonya. Tetapi di balik itu ada sesuatu yang tersimpan darinya, sehingga membuat Zaara sulit untuk memadamkan dari pikiran apalagi perasaan halusnya. Ada persembunyian terpendam sesudah sakit itu meracuni, pikirnya terkadang. Setelah sumpah serapah terlontar untuk cinta yang meninggalkannya, lalu kepergian itupun kembali lagi dalam dekapan hati Zaara. Maka inilah awal ceritanya…