登入選單
返回Google圖書搜尋
註釋

Di saat dunia Islam abad ke-7 berada dalam zaman keemasannya, Eropa masih dalam abad kegelapan, sehingga tidak mengherankan bila orangorang Eropa banyak yang datang ke dunia Islam, terutama dari Andalusia dan Sisilia, dua wilayah yang kelak menjadi konsentrasi dan fokus perpaduan antara kebudayaan Arab-Islam yang cemerlang dan otak Eropa yang inovatif. Kebetulan kedua wilayah tersebut merupakan perbatasan antara Arab-Islam dan Eropa. Di sinilah mahasiswa Eropa yang cemerlang secara giat mempelajari dan menekuni ilmu pengetahuan yang sebelumnya didominasi umat Islam. Kegiatan orang-orang Eropa yang sebagian besar mendapat stimulasinya dari adanya berbagai bentuk kontak dengan umat Islam itu, ternyata melicinkan jalan bagi kebangkitan kembali (Renaissance) mereka (abad ke-16 dan 17) dan selanjutnya mengantarkan Eropa Barat (dan dunia) kepada periode sejarah umat manusia yang sama sekali baru, yaitu abad modern. Suatu kenyataan yang tidak dapat dimungkiri bahwa agama (agama mana pun) tidak ada yang terlibat langsung ikut membidani lahirnya kemodernan dunia, dengan kata lain agama-agama “absen” dalam proses ditemukannya kemodernan dunia di Eropa. Islam sendiri hanya sebagai penginspirasi, saat komentar-komentar Ibnu Rusyd dialihkan ke Eropa yang mendorong pengaruh Averoisme di benua itu. Sementara Kristen meninggalkan proses itu ketika gereja berpisah jalan dengan n  perkembangan ilmu pengetahuan yang menyebabkan munculnya sekularisme di Eropa.


Buku Persembahan penerbit PrenadaMediaGroup